Minggu, 14 Oktober 2018

Peralatan Tangan

10 Peralatan Tangan
Nama
Fungsi
     1.
Obeng
dipergunakan untuk memutar sekup, 
     2.
Tang Pengupas
Berfungsi untuk mengupas isolasi kawat atau kabel.
3.
Tang Potong
Dipergunakan untuk memotong kawat atau kaki-kaki komponen.
4.
Tang Lancip
dipergunakan untuk menjepit benda-benda kecil atau kaki komponen yang akan disolder atau dipergunakan untuk meluruskan kaki-kaki komponen.
5.
Tang Kombinasi
Dipergunakan untuk segala keperluan.
6.
Palu
dipergunakaan untuk menggiling ,memukul paku dll.
7.
Gergaji Besi
Dipergunakan untuk memotong beda-benda plat atau seng dan aluminium.
8.
Gunting Plat
Dipergunakan untuk munggunting atau memotong plat atau seng dan aluminium.
9.
Mistar Baja
Terbuat dari logom stainles stell dan mempunyai ukuran dalam mm dan inchi, dipergunakan sebagai penggaris atau atau untuk memeriksa rata dan tidaknya suatu benda.
10.
Garis Penyiku
Alat ini dipergunakan untuk mungkur benda dalam keadaan siku-siku(90°).

Alat Perlindungan Diri

10 ALAT PERLINDUNGAN DIRI

Nama
Fungsi
1
. Safety Helmet
Safety helmet berfungsi sebagai pelindung kepala dari benda yang bisa mengenai kepala secara langsung. 
2.
Safety Belt
3.
Safety Shoes
Safety shoes berfungsi untuk mencegah kecelakaan fatal yang menimpa kaki karena benda tajam atau berat, benda panas, cairan kimia dan sebagainya.
4.
Sepatu Karet
Sepatu karet (sepatu boot) adalah sepatu yang didesain khusus untuk pekerja yang berada di area basah (becek atau berlumpur). Kebanyakan sepatu karet di lapisi dengan metal untuk melindungi kaki dari benda tajam atau berat, benda panas, cairan kimia, dsb.
5.
Sarung Tangan
Berfungsi sebagai alat pelindung tangan pada saat bekerja di tempat atau situasi yang dapat mengakibatkan cedera tangan. Bahan dan bentuk sarung tangan di sesuaikan dengan fungsi masing-masing pekerjaan.
6.
Masker
Berfungsi sebagai penyaring udara yang dihirup saat bekerja di tempat dengan kualitas udara buruk (misal berdebu, beracun, dsb). 
7.
Jas Hujan
8
.Kaca Mata
Berfungsi sebagai pelindung mata ketika bekerja (misalnya mengelas).
9
.Penutup Telinga
Berfungsi sebagai pelindung telinga pada saat bekerja di tempat yang bising.
10.
Pelindung Wajah
Berfungsi sebagai pelindung wajah dari percikan benda asing saat bekerja (misal pekerjaan menggerinda). 

K3LH


K3LH
K3LH adalah suatu sistem manajemen yg mengatur keselamatan kesehatan kerja dan linkungan hidup pada suatu tempat pekerjaan.
Tujuan K3LH adalah :
Tercapainya kesejahteraan, kesehatan pekerja, lingkungan kerja yang Berkesinambungan.


1.   Bentuk lambang K3: palang dilingkari roda bergigi sebelas berwarna hijau di atas warna dasar putih.
2.   Arti dan Makna simbol/lambang/logo K3 :
o   Palang : bebas dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja
o   Roda Gigi : bekerja dengan kesegaran jasmani dan rohani.
o   Warna Putih : bersih dan suci.
o   Warna Hijau : selamat, sehat dan sejahtera.
o   Sebelas gerigi roda : sebelas bab dalam Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja


Minggu, 07 Oktober 2018

Profil Sekolah Dan Profil Jurusan









SMK PGRI 1 NGAWI
Visi
“Terwujudnya sumber daya manusia bertaraf dunia yang dilandasi iman dan taqwa serta keunggulan lokal”
Misi
·       Memberdayakan potensi yang ada dalam bentuk sarana prasarana dan teknologi dan informasi
·       Meningkatkan menejemen pelayanandan kepuasan kerja
·       Menciptakan iklim organisasi yang sehat
·       Meningkatkan sumber tenaga kependidikan secara terus menerus





SEJARAH SINGKAT
Berdiri dan menerima siswa baru kelas I pada Juli 1964 dengan nama “STM Persiapan” Ngawi bertempat di Aula milik Pemda Kab. Ngawi selama 2 tahun. Kepala sekolah pertama yaitu Bapak. R. Samsirmihardjo juga sebagai Kepala sekolah Teknik Negeri (Sederajat SMP) Ngawi dengan guru – gurunya sebagian besar dari guru STN tersebut.
Dari tahun ke tahun minat masyarakat untuk menyekolahkan anak-anaknya meningkat, sehingga mulai tahun 1968 bekerja sama dengan SMA Negeri 1 Ngawi untuk kegiatan Belajar Mengajar STM Persiapan pada siang sampai sore hari. Untuk Ketenagaan mengajar, STM Persiapan bekerja sama dengan Jawatan PUK, Jawatan Pengairan, PLN disamping dari guru STN Ngawi.
Pada waktu kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di SMA Negeri 1 Ngawi, Kepala Sekolah dirangkap oleh Kepala SMA Negeri 1 Ngawi yaitu Bapak Martono,BA, sedangkan Bapak R. Samsirmihardjo menjadi Wakil Kepala Sekolah.
Pada saat itu Jurusan yang ada adalah Bangunan Gedung (BG), Bangunan Air (BA). Dan beberapa tahun kemudian seiring dengan animo masyarakat Akan Jurusan Listrik maka STM Persiapan membuka Jurusan Listrik.
Pada Tahun 1985 Kepala Sekolah (Bapak Martono B.A) diangkat menjadi pengawas DIKMENUM, maka diganti Bapak R. Samsirmihardjo dan Wakil Kepala Sekolahnya Bapak Drs. Warsun Warsono.
Tahun 1988 ada pergantian nama Sekolah dari “STM Persiapan” menjadi “STM PGRI Ngawi”. Pada tahun 1989 ada peraturan bahwa Sekolah Negeri (SMAN) tidak boleh ditempati Sekolah Swasta pada siang hari. Dengan demikian KBM Siswa STM PGRI Ngawi pindah tempat ke SDN Jururejo I, SDN Jururejo II, ada 6 kelas, SDN Jururejo IV ada 5 kelas sedangkan di lokasi sekolah sendiri (yang berada di jalan rajawali 32 beran ngawi) ada 3 kelas, Sehingga jumlah total rombel ada 14 kelas, .
Dengan Pimpinan Bapak Drs. Warsun Warsono mulai ada peningkatan jumlah siswa dengan Jurusan Bangunan dan jurusan Listrik kemudian Sekolah membuka jurusan baru yaitu Mesin Mekanik Umum (MU), sedangkan Jurusan Bangunan yang semula ada Bangunan Air dan Bangunan Gedung, untuk jurusan Bangunan Air ditutup karena tidak ada pendaftar atau peminatnya.
Pada saat itu Rombongan belajar mencapai 18 kelas hanya saja sarana praktek dirasakan sangat kurang, hal tersebut mengingat lahan tanah dan ruang belum berkembang preaktek siswa menyewa di BLP Madiun. Dalam perjalanan dan perkembangannya mulai bulan Juli 1991 Bapak Drs. Warsun Warsono diangkat menjadi Kepala SMA Negeri Sine, kemudian ada peraturan bahwa Kepala Negeri dilarang merangkap Kepala Sekolah Swasta meskipun Sore ataupun siang hari.
Maka dari itu Bapak Drs. Karjan di tunjuk menjadi Kepala Sekolah di STM PGRI Ngawi sejak tahun 1969. Bapak Drs. Karjan memiliki latar belakang Teknik dari STN Bangunan Gedung, STM N Jurusan Bangunan Gedung dan terakhir sarjana pendidikan.
Dalam perkembangan Kepala Sekolah selanjutnya setelah Bapak Drs. Karjan, kursi Kepala Sekolah SMK PGRI 1 NGAWI di isi oleh Bapak Drs. H. Hidayat Machruf, M.Pd. Hingga Sekarang tahun pelajaran 2015/2016.
Dalam perjalanan dari masa ke masa nama STM PGRI berubah dari “ STM PGRI Ngawi “ Menjadi SMK PGRI 1 Ngawi. Terjadi perubahan istilah dari “ Jurusan “ sekarang menjadi “ Kompetensi Keahlian “ antara lain :
1.   Bangunan Gedung sekarang menjadi Teknik Gambar Bangunan ( TGB )
2.   Listrik Instalasi sekarang menjadi Teknik Instalasi Tenaga Listrik ( TITL )
3.   Mekanik Umum sekarang menjadi Teknik Pemesinan ( TPm )
4.   Mekanik Otomotif sekarang menjadi Teknik Kendaraan Ringan ( TKR )
5.   Teknik Komputer dan Jaringan ( TKJ )
6.   Akomodasi Perhotelan ( AP )
7.   Teknik Sepeda Motor (TSM)
8.   Multimedia (MM)



TEKNIK OTOMASI INDUSTRI
Teknik otomasi adalah penggunaan mesinsistem kontrol, dan teknologi informasi untuk optimisasi produksi dan pengiriman barang dan jasa. Otomasi hanya dilakukan jika hasilnya lebih cepat, lebih baik secara kuantitas dan/atau kualitas dibandingkan dengan penggunaan tenaga kerja manusia. Dalam dunia industri, otomasi merupakan lanjutan dari mekanisasi, di mana mekanisasi masih membutuhkan operator manusia selama mesin beroperasi atau membutuhkan bantuan tenaga otot manusia agar mampu bekerja. Otomasi mengurangi peran manusia dalam hal tersebut.
Dalam sejarahnya, otomasi telah dicapai dalam perkembangan kehidupan manusia, meski pada awalnya tidak disebut sebagai otomasi. Operator telepon yang digantikan dengan mesin, berbagai peralatan kedokteran (elektrokardiogram dan sebagainya) yang menggantikan peran tenaga medis, hingga mesin ATM. Istilah "otomasi" digunakan pertama kali oleh General Motors pada tahun 1974 yang mendirikan departemen otomasi (automation department). Ketika itu, teknologi otomasi yang mereka gunakan adalah komponen listrikmekanikhidrolik, dan pneumatik. Antara tahun 1957 hingga tahun 1964, mereka menghasilkan output dua kali lipat ketika buruh sudah mulai dikurangi akibat dampak otomasi.