10 Peralatan Tangan
|
|||
Nama
|
Fungsi
|
||
1.
|
Obeng
|
dipergunakan
untuk memutar sekup,
|
|
2.
|
Tang
Pengupas
|
Berfungsi
untuk mengupas isolasi kawat atau kabel.
|
|
3.
|
Tang
Potong
|
Dipergunakan
untuk memotong kawat atau kaki-kaki komponen.
|
|
4.
|
Tang
Lancip
|
dipergunakan
untuk menjepit benda-benda kecil atau kaki komponen yang akan disolder atau
dipergunakan untuk meluruskan kaki-kaki komponen.
|
|
5.
|
Tang
Kombinasi
|
Dipergunakan
untuk segala keperluan.
|
|
6.
|
Palu
|
dipergunakaan
untuk menggiling ,memukul paku dll.
|
|
7.
|
Gergaji
Besi
|
Dipergunakan
untuk memotong beda-benda plat atau seng dan aluminium.
|
|
8.
|
Gunting
Plat
|
Dipergunakan
untuk munggunting atau memotong plat atau seng dan aluminium.
|
|
9.
|
Mistar
Baja
|
Terbuat
dari logom stainles stell dan mempunyai ukuran dalam mm dan inchi,
dipergunakan sebagai penggaris atau atau untuk memeriksa rata dan tidaknya
suatu benda.
|
|
10.
|
Garis
Penyiku
|
Alat
ini dipergunakan untuk mungkur benda dalam keadaan siku-siku(90°).
|
Minggu, 14 Oktober 2018
Peralatan Tangan
Alat Perlindungan Diri
10 ALAT PERLINDUNGAN DIRI | |||
Nama
|
Fungsi
|
||
1
|
. Safety Helmet
|
Safety helmet
berfungsi sebagai pelindung kepala dari benda yang bisa mengenai kepala
secara langsung.
|
|
2.
|
Safety Belt
|
||
3.
|
Safety Shoes
|
Safety
shoes berfungsi untuk mencegah kecelakaan fatal yang menimpa kaki karena
benda tajam atau berat, benda panas, cairan kimia dan sebagainya.
|
|
4.
|
Sepatu Karet
|
Sepatu
karet (sepatu boot) adalah sepatu yang didesain khusus untuk pekerja yang
berada di area basah (becek atau berlumpur). Kebanyakan sepatu karet di
lapisi dengan metal untuk melindungi kaki dari benda tajam atau berat, benda
panas, cairan kimia, dsb.
|
|
5.
|
Sarung Tangan
|
Berfungsi
sebagai alat pelindung tangan pada saat bekerja di tempat atau situasi yang
dapat mengakibatkan cedera tangan. Bahan dan bentuk sarung tangan di
sesuaikan dengan fungsi masing-masing pekerjaan.
|
|
6.
|
Masker
|
Berfungsi
sebagai penyaring udara yang dihirup saat bekerja di tempat dengan kualitas
udara buruk (misal berdebu, beracun, dsb).
|
|
7.
|
Jas Hujan
|
||
8
|
.Kaca Mata
|
Berfungsi
sebagai pelindung mata ketika bekerja (misalnya mengelas).
|
|
9
|
.Penutup Telinga
|
Berfungsi
sebagai pelindung telinga pada saat bekerja di tempat yang bising.
|
|
10.
|
Pelindung Wajah
|
Berfungsi
sebagai pelindung wajah dari percikan benda asing saat bekerja (misal
pekerjaan menggerinda).
|
K3LH
K3LH
K3LH adalah suatu
sistem manajemen yg mengatur keselamatan kesehatan kerja dan linkungan hidup
pada suatu tempat pekerjaan.
Tujuan K3LH adalah :
Tercapainya
kesejahteraan, kesehatan pekerja, lingkungan kerja yang Berkesinambungan.
1. Bentuk lambang K3: palang
dilingkari roda bergigi sebelas berwarna hijau di atas warna dasar putih.
2. Arti dan Makna
simbol/lambang/logo K3 :
o Roda Gigi : bekerja dengan
kesegaran jasmani dan rohani.
o Warna Putih : bersih dan suci.
o Warna Hijau : selamat, sehat dan
sejahtera.
o Sebelas gerigi roda : sebelas bab
dalam Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
Minggu, 07 Oktober 2018
Profil Sekolah Dan Profil Jurusan
SMK PGRI 1 NGAWI
Visi
“Terwujudnya sumber
daya manusia bertaraf dunia yang dilandasi iman dan taqwa serta keunggulan
lokal”
Misi
·
Memberdayakan potensi yang ada dalam
bentuk sarana prasarana dan teknologi dan informasi
·
Meningkatkan menejemen pelayanandan
kepuasan kerja
·
Menciptakan iklim organisasi yang sehat
·
Meningkatkan sumber tenaga kependidikan
secara terus menerus
SEJARAH SINGKAT
Berdiri dan menerima siswa baru kelas I pada Juli 1964 dengan nama “STM
Persiapan” Ngawi bertempat di Aula milik Pemda Kab. Ngawi selama 2 tahun.
Kepala sekolah pertama yaitu Bapak. R. Samsirmihardjo juga sebagai Kepala
sekolah Teknik Negeri (Sederajat SMP) Ngawi dengan guru – gurunya sebagian
besar dari guru STN tersebut.
Dari tahun ke tahun minat masyarakat untuk menyekolahkan anak-anaknya
meningkat, sehingga mulai tahun 1968 bekerja sama dengan SMA Negeri 1 Ngawi
untuk kegiatan Belajar Mengajar STM Persiapan pada siang sampai sore hari.
Untuk Ketenagaan mengajar, STM Persiapan bekerja sama dengan Jawatan PUK,
Jawatan Pengairan, PLN disamping dari guru STN Ngawi.
Pada waktu kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di SMA Negeri 1 Ngawi, Kepala
Sekolah dirangkap oleh Kepala SMA Negeri 1 Ngawi yaitu Bapak Martono,BA,
sedangkan Bapak R. Samsirmihardjo menjadi Wakil Kepala Sekolah.
Pada saat itu Jurusan yang ada adalah Bangunan Gedung (BG), Bangunan Air
(BA). Dan beberapa tahun kemudian seiring dengan animo masyarakat Akan Jurusan
Listrik maka STM Persiapan membuka Jurusan Listrik.
Pada Tahun 1985 Kepala Sekolah (Bapak Martono B.A) diangkat menjadi
pengawas DIKMENUM, maka diganti Bapak R. Samsirmihardjo dan Wakil Kepala
Sekolahnya Bapak Drs. Warsun Warsono.
Tahun 1988 ada pergantian nama Sekolah dari “STM Persiapan” menjadi “STM
PGRI Ngawi”. Pada tahun 1989 ada peraturan bahwa Sekolah Negeri (SMAN) tidak
boleh ditempati Sekolah Swasta pada siang hari. Dengan demikian KBM Siswa STM
PGRI Ngawi pindah tempat ke SDN Jururejo I, SDN Jururejo II, ada 6 kelas, SDN
Jururejo IV ada 5 kelas sedangkan di lokasi sekolah sendiri (yang berada di
jalan rajawali 32 beran ngawi) ada 3 kelas, Sehingga jumlah total rombel ada 14
kelas, .
Dengan Pimpinan Bapak Drs. Warsun Warsono mulai ada peningkatan jumlah
siswa dengan Jurusan Bangunan dan jurusan Listrik kemudian Sekolah membuka
jurusan baru yaitu Mesin Mekanik Umum (MU), sedangkan Jurusan Bangunan yang
semula ada Bangunan Air dan Bangunan Gedung, untuk jurusan Bangunan Air ditutup
karena tidak ada pendaftar atau peminatnya.
Pada saat itu Rombongan belajar mencapai 18 kelas hanya saja sarana praktek
dirasakan sangat kurang, hal tersebut mengingat lahan tanah dan ruang belum
berkembang preaktek siswa menyewa di BLP Madiun. Dalam perjalanan dan
perkembangannya mulai bulan Juli 1991 Bapak Drs. Warsun Warsono diangkat
menjadi Kepala SMA Negeri Sine, kemudian ada peraturan bahwa Kepala Negeri
dilarang merangkap Kepala Sekolah Swasta meskipun Sore ataupun siang hari.
Maka dari itu Bapak Drs. Karjan di tunjuk menjadi Kepala Sekolah di STM
PGRI Ngawi sejak tahun 1969. Bapak Drs. Karjan memiliki latar belakang Teknik
dari STN Bangunan Gedung, STM N Jurusan Bangunan Gedung dan terakhir sarjana
pendidikan.
Dalam perkembangan Kepala Sekolah selanjutnya setelah Bapak Drs. Karjan,
kursi Kepala Sekolah SMK PGRI 1 NGAWI di isi oleh Bapak Drs. H. Hidayat Machruf,
M.Pd. Hingga Sekarang tahun pelajaran 2015/2016.
Dalam perjalanan dari masa ke masa nama STM PGRI berubah dari “ STM PGRI
Ngawi “ Menjadi SMK PGRI 1 Ngawi. Terjadi perubahan istilah dari “ Jurusan “
sekarang menjadi “ Kompetensi Keahlian “ antara lain :
1. Bangunan Gedung sekarang menjadi Teknik Gambar Bangunan ( TGB )
2. Listrik Instalasi sekarang menjadi Teknik Instalasi Tenaga Listrik ( TITL )
3. Mekanik Umum sekarang menjadi Teknik Pemesinan ( TPm )
4. Mekanik Otomotif sekarang menjadi Teknik Kendaraan Ringan ( TKR )
5. Teknik Komputer dan Jaringan ( TKJ )
6. Akomodasi Perhotelan ( AP )
7. Teknik Sepeda Motor (TSM)
8. Multimedia (MM)
TEKNIK OTOMASI INDUSTRI
Teknik otomasi adalah
penggunaan mesin, sistem kontrol, dan teknologi
informasi untuk optimisasi produksi dan pengiriman barang dan jasa.
Otomasi hanya dilakukan jika hasilnya lebih cepat, lebih baik secara kuantitas
dan/atau kualitas dibandingkan dengan penggunaan tenaga kerja manusia. Dalam dunia industri, otomasi merupakan lanjutan dari mekanisasi, di mana
mekanisasi masih membutuhkan operator manusia selama mesin beroperasi atau
membutuhkan bantuan tenaga otot manusia agar mampu bekerja. Otomasi mengurangi
peran manusia dalam hal tersebut.
Dalam sejarahnya, otomasi telah dicapai dalam perkembangan
kehidupan manusia, meski pada awalnya tidak disebut sebagai otomasi. Operator
telepon yang digantikan dengan mesin, berbagai peralatan kedokteran
(elektrokardiogram dan sebagainya) yang menggantikan peran tenaga medis, hingga
mesin ATM. Istilah "otomasi" digunakan pertama kali oleh General
Motors pada tahun 1974 yang mendirikan departemen otomasi (automation
department). Ketika itu, teknologi otomasi yang mereka gunakan adalah komponen listrik, mekanik, hidrolik, dan pneumatik. Antara tahun 1957 hingga tahun 1964, mereka menghasilkan
output dua kali lipat ketika buruh sudah mulai dikurangi akibat dampak otomasi.
Langganan:
Postingan (Atom)